Tingkat Kebosanan Mahasiswa selama
Daring Meningkat, Kuliah Daring Malah kobarkan Kerinduan Aktivitas Kuliah
Seperti Semula
Oleh: Jamiatul Maharani 1830303015
Berawal bulan
maret 2020, dikabarkan oleh pihak kampus bahwa seluruh Mahasiswa IAIN
Batusangkar akan melakukan kuliah daring dalam jangka beberapa bulan saja. Nyatanya
sampai detik ini perkuliahan masih berlanjut dengan jarak jauh yang
mengharuskan kegiatan belajar dipindah alihkan ke rumah masing-masing. Dengan alasan
informasi tersebut diberikan bertujuan untuk dapat mengurangi dampak yang akan
ditimbulkan oleh kedatangan virus yang mematikan ini, Covid-19.
Perkuliahan daring
yang berlarut waktu ini kian menimbulkan kenangan kembali suasana lingkungan
perkuliahan secara face to face, baik antara dosen dengan mahasiswa
maupun mahasiswa antar mahasiswa. Seluk beluk suasana perkuliahan sangat
diharapkan kembali oleh setiap mahasiswa Iain Batusangkar.
Selama kuliah
online berlangsung, semangat dan proses pengajaran kurang terkontrol dan tidak
memadai. Mahasiswa hanya dilingkupi oleh tugas tiap harinya maupun kegiatan
praktek diluar. Adakalanya mahasiswa yang kurang mampu, dengan perumahan yang
jauh dari jaringan serta fasilitas seperti laptop maupun gedget belum bisa
terpenuhi. Sehingga mereka pergi untuk meminjam ke warga lainnya secara
bergantian, walaupun nyatanya mereka terpaksa tidak hadir dalam perkuliahan
online ini jikalau tidak bisa memiliki fasilitas tersebut. Sehingga muncullah
harapan kecil bagi mereka untuk perkuliahan kembali secara tatap muka dengan
langsung.
Bahkan efek
lainnya kuliah daring ini, berkurangnya pengetahuan dasar dalam memahami materi
yang diberikan, tanpa diberitahu dahulu penjelasan materi yang akan dibuat
tugas nantinya. Hingga ada sebagian mahasiswa yang mulai sakit mata akibat
bergelut dengan dunia laptop dan gedjet saja selama perkuliahan.
“Jikalau
memang perkuliahan terus daring seperti ini, harusnya dosen juga tidak terlalu
memaksakan mahasiswanya membuat tugas tiap harinya, apalagi jangka waktu
pengumpulannya berdominan sangat tipis, sehingga sulit bagi saya untuk mengirim
tugas disebabkan tempat tinggal saya yang dikelilingi pepohonan dengan lebat. Minta
bantuan teman untuk mengirimkanpun kadang bisa kadang tidak. Saya merasa sangat
kesulitan ketika kuliah menggunakan aplikasi zoom atau meet kamera vidio harus
hidup. Saya bingung bagaimana, sinyal hilang timbul, paket yang kurang,” ujar
Yulita Adilah, Mahasiswa IAIN Batusangkar jurusan Akutansi Syari’ah, melalui via chat online (16/11)
“Mengenai masalah
tugas, sistem perkuliahannya sangat berbeda dari sebelumnya. Dulu saya bisa
bertanya secara langsung dengan dosen jikalau saya kurang paham, saya juga bisa
bertanya dengan teman-teman, membuat tugas secara bareng-bareng lagi saat ini
tidak saya rasakan. Yang bodoh tetap aja seperti itu. Jika tidak mengirimkan
tugas maka absen tidak hadir, padahal saya kurang paham cara membuat tugasnya. Dengan
enak jidat dosen berkata pengumpulan tugas sampai hari ini, minggu besok dan
sebagainya. Saya sangat geram melihat kondisi kuliah daring ini. Menurut saya bertemu
secara langsung itulah lebih menyenangkan daripada via daring.” Ungkap Fajar
Ardiansyah tak kalah ngegas.
Sebenarnya perkuliahan
daring maupun langsung itu bisa berjalan lancar, jikalau diantara kita saling
membantu teman yang lagi kesusahan sinyal. Bermacam aplikasi juga bisa membantu
mahasiswa memahami materi yang diberikan. Dosen juga memiliki hak dalam
bertindak demikian. Maka mahasiswa selama daring ini dituntut mandiri,
seolah-olah mereka sedang melakukan penelitian saja. Dalam meneliti setiap
peneliti pasti bekerja keras sendiri untuk mendapat hasil yang maksimal
bagaiamanapun caranya. Kerinduan untuk belajar seperti semula juga bukan hanya
harapan mahasiswa saja, dosenpun merasa demikian. Perkuliahan enjoy, santai,
diskusi lepas dan semangat, semua ikut berpartisipasi. Hal tersebut wajar
dirasakan oleh siapapun saat ini.
“Tetap sabar
dan berdoa, jalani saja aturan yang diberikan oleh pihak kampus. Tidak semua
dosen memaksa mahasiswanya mengirim tugas dengan waktu singkat, pasti ada juga
toleransi yang akan diberikan. Mungkin tingkat kebosanan inilah yang
menghadirkan sifat menyalahkan antara dosen dan mahasiswanya, serta kurangnya
komunikasi yang efektif. Maka mahasiswa sangat diharapkan sekali tetap
berpartisipasi dalam kuliah daring ini, kondisikan dengan sebaik mungkin, jika
tidak kita akan rugi,” Pungkas Amri Effendi selaku salah satu Dosen Pengampu perkuliahan IAIN Batusangkar.
NB: UTS Mata
Kuliah Produksi Berita Media Cetak, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam/
Jurnalistik FUAD IAIN Batusangkar yang diampu oleh Ibuk Oktri Permata Lani, S.
I. Kom., M. I. Kom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar