Parit malintang- Jum'at barokah menghiasa suasana mesjid Dinul Ma'ruf Pasa Sama, 22 Januari 2021. Tidak bosan menuntut ilmu, orangtua juga berbondong mengulang kaji dengan semangat penuh walaupun masih dalam masa pandemi.
Mesjid merupakan tempat beribadah, tempat mengadukan keluh kesah, dan tempat paling nyaman menenangkan jiwa. Alunan suara ayat-ayat Allah digemakan.
Ratman (47), salah seorang guru mengaji bagian Irama dan tajwid. Beliau mengatakan sangat jarang ditemui orang yang sudah tua mau menuntut ilmu belajar Alquran di mesjid. Sebab gengsi menjadi alasan kuat bagi mereka yang telah lanjut usia. "Masyaa Allah, walaupun agak terbata-bata saat membaca ayat, mereka tetap mendengarkan dan mengulang kembali bacaan ayat tersebut disertai dengan tajwid dan bacaan yang jelas", ujar Ratman disela proses mengajar.Usia tidak menjadi pembatas dalam meraih ilmu sebagai bekal di akhirat kelak. Selagi sifat minder dan gengsi kita singkirkan, tidak ada halangan untuk tetap ikhtiar.
"Dulu tidak ada yang mengajarkan, cucu-cucu dan anak pun jarang yang shalat dan mengaji. Minta tolong untuk menyimak bacaan saja mereka tidak mau," pungkas Anita (62).
Minimnya pengetahuan agama disertai tidak adanya yang menjadi panutan sebagai contoh menjadikan keluarga sunyi senyap. Sebanyak apapun anak dan cucu kita, jikalau ilmu agama tidak ada dalam hatinya. Maka sama saja tidak berarti sama sekali kehidupan akhirat. Miris. Oleh sebab itu, mulailah seimbangi kehidupan dunia dan akhirat. Dunia menjadi ladang memupuk iman ibadah, akhirat peristirahatan selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar