URGENSI PUBLIC SPEAKING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GAYA BERBICARA
Jamiatul Maharani
Mahasiswa IAIN Batusangkar Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurnalistik
E- Mail
jamiatulmaharani@gmail.com
ABSTRAK
Berbicara di depan umum bukanlah tugas yang mudah untuk dilakukan. Untuk menginformasikan atau mempengaruhi orang lain membutuhkan kemampuan yang seimbang antara pembicara dengan audiennya. Dalam realitanya, ketakutan dan kecemasan menjadi faktor penghambat diri manusia. Manusia sering dihantui dengan tekanan, masalah dan kurangnya rasa percaya diri. Permasalahannya adalah setiap orang mudah berkomunikasi dengan banyak orang, tetapi tidak semua orang dapat berbicara dengan lancar dan menarik di depan khalayak ramai. Kecanggihan zaman saat ini menuntut manusia untuk bisa bergelut dan berkecamuk dalam dunia public speaking. Sebab apa? Penataan tata berbicara baik secara individu maupun kelompok sangat mementingkan adanya public speaking sebagai upaya pelatihan bakat bicara di depan khalayak ramai. Kualitas diri manusia tidak hanya dilihat dari kemampuan ilmu pengetahuan saja, tetapi melatih bakat public speaking diri juga sangat diperlukan. Dari survei yang telah dilakukan, permasalahan yang sering ditimbulkan seperti kurangnya kompetensi public speaking yang memadai. Jikalau ada, hanya mampu sebatas berbicara antara seorang diri dengan satu atau dua orang tanpa didasari dengan ilmu. Tujuan penelitian adalah mengetahui strategi dan prinsip meningkatkan kemampuan gaya berbicara melalui public speaking serta kelengkapan fasilitas yang menjadi pendukung pelatihan public speaking berjalan sukses.
Kata Kunci: Public Speaking, Kompetensi dan Percaya Diri
A. Pendahuluan
Menjadi seorang public speaking tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hal yang sama ketika seseorang juga harus memahami kepribadiannya terhadap kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Kunci sukses sikap yang harus diambil dalam mengatasi hal ini salah satunya usahakan tetap berpikir positif. Sebab orang yang selalu berpikir positif dalam mengawali aktivitasnya akan menjadikan individu tersebut lebih optimis menghadapi hidup dan memudahkan individu dalam beraktivitas dengan mudah dan baik. Dalam hadits Rasulullah Saw bersabda:
“Aku (Allah) bersama prasangka hambaku dan Aku akan selalu bersamanya. Selama dia mengingat-Ku maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Dan apabila dia mengingatKu dengan begitu banyaknya, maka Aku akan mengingatnya lebih banyak darinya. Dan apabila dia mendekatiKu sejengkal, maka Aku mendekatinya sehasta. Dan apabila dia mendekatiKu sehasta, maka Aku mendekatinya sedepa. Dan apabila dia mendatangiKu dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari”. (HR. At-Tirmidzi)
Jika keraguan dan kebimbangan masih mengganggu konsentrasi diri, tetap optimis untuk selalu meyakini diri bisa melakukannya. Sebab, tidak ada yang tidak mungkin jikalau kita berani untuk berjuang dan berkorban dalam meraihnya. Hasil tidak akan pernah mendustakan apa yang telah kita usahakan selama ini.
Kemampuan komunikasi khususnya public speaking merupakan kemampuan yang bersifat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap individu secara lisan dan langsung untuk menyampaikan pesan atau ide kepada orang lain melalui berbagai persiapan dan pelatihan yang matang. Maka untuk menjadi public speaking, individu harus memiliki kepercayaan yang tinggi, persiapan yang optimal, penguasaan kata-kata dan tata bahasa yang baik, serta gerak gerik tubuh sebagai simbol keseimbangan diri saat berbicara dan yang paling penting kemampuan mengendalikan audiens. Jangan jadikan ketakutan dan kecemasan menguasai diri secara keseluruhan. Ia akan hilang apabila kita sering melatih melawan ketakutan tersebut dan menjadikannya sebagai pelajaran dari setiap pengalaman yang didapatkan. Urgensi public speaking akan dilihat dari segi bagaimana cara diri individu dapat menguasai forum dengan baik, bagaimana cara keterampilan berbicara seimbang dengan posisi bahasa tubuh. Hal ini menuntut seseorang public speaker untuk memikirkan strategi yang optimal agar informasi tersampaikan secara efektif dan menimbulkan feedback dari audiennya serta mencetak generasi yang memiliki kemampuan public speaking yang handal dan hebat.
B. Pembahasan
1. Public Speaking
Lingkungan sosial menjadikan diri individu tidak bisa hidup sebagai makhluk sosial tanpa adanya komunikasi interaksi dengan orang lain. Hal ini menjadikan individu mencoba menggeluti suasana menciptakan hubungan dengan orang lain. Salah satu pemicu untuk memulai komunikasi ialah dengan berbicara. Kebanyakan dari individu saat ini, mereka terbiasa berbicara hanya dengan orang yang terdekat saja seperti keluarga dan teman-temannya. Rasa canggung mulai hadir ketika seseorang menuntut kita berbicara di depan umum. Bagi individu yang belum pernah sama sekali mencoba berbicara di depan umum karena belum memiliki ilmu dan keterampilan di bidang tersebut. Maka keterampilan berbicara seperti apa yang dimaksud.
Keterampilan berbicara pada hakikatnya adalah keterampilan berkomunikasi, yakni keterampilan mengomunikasikan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan secara runtut, sistematis, dan logis, yang dilakukan pembicara kepada seseorang atau sekelompok orang melaui sarana lisan berupa bunyi-bunyi artikulasi yang mengandung makna. Public Speaking merupakan bagian dari keterampilan berbahasa, khususnya berbicara. Sebagai sebuah keterampilan, tidak akan pernah datang begitu saja kepada pelakunya, akan tetapi, butuh sebuah proses. Dengan kata lain, keterampilan berbicara di depan umum ini akan semakin lancar dan sukses manakala yang bersangkutan selalu berlatih dan berlatih untuk mengasahnya.
Tandanya dalam memulai komunikasi terhadap orang lain, individu harus memahami karakteristik bakat berbicara di depan umum ini terlebih dahulu. Di dalam lapangan banyak sekali ditemui individu dapat merangkai kata-kata serta menuliskannya dengan bahasa yang sangat menarik. Hanya saja kelemahannya itu adalah kurangnya minat untuk mencoba hal yang dianggap sulit, malah lebih memberikan hak kepada orang lain untuk membacakan pesan yang ingin disampaikan. Tentu kerugian sangat disesali sekali dalam diri individu baginya jika tidak mau berani berbuat.
Dalam kegiatan public speaking, seseorang diminta untuk terus berlatih berbicara, menambah pengetahuan tentang apa saja. Berlatih berbicara ini juga harus memperhatikan artikulasi setiap kalimat yang akan diucapkan, diiringi juga dengan mendengarkan musik audia atau bisa dilihat di media lainnya cara penyampaian seseorang di depan umum yang membantu kita agar lebih tenang dan tidak tegang. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah kita harus sering membaca, khususnya topik-topik yang relevan dengan acara yang akan kita pandu, kemudian berlatih menuliskan teks pembicaraan yang akan kita tampilkan. Untuk menulis teks yang akan menjadi pokok pembicaraan nantinya, usahakan kata-kata serta setiap kalimatnya tidak berbelit. Disini kita harus menggunakan teknik; Pertama, mengenai siapa saja audien kita nanti. Kedua, perhatikan topik pembicaraan yang akan kita sampaikan dengan contoh fenomena yang tampak agar tujuan penyampaian kita lebih tersampaikan dan optimal tentunya. Selain itu, bekal yang tak kalah penting adalah seorang public speaker dituntut mempelajari kebudayaan, menekuni berbagai komunitas, serta aktif dalam sebuah komunitas dan melakukan budaya bicara secara berkelompok. Dengan demikian, latar belakang audien harus kita pahami terlebih dahulu seluk beluknya. Sebagai Public speaking, menetralisasikan diri dengan audien sangatlah penting sebagai kunci kelancaran keterampilan berbicara kita di depan umum.
Menurut Herbert V. Prochnow mengembangkan kemampuan secara bertahap belajar seumur hidup, tahun demi tahun dan makin lama makin berbobot. Hal ini dapat bersamaan bagaimana memiliki kepercayaan pada diri sendiri. Kegiatan lain yang dapat mendukung kemampuan public speaking, apabila aktif melakukan berbagai kegiatan dan kehidupan sosial lainnya. Public speaking itu sendiri merupakan kemampuan retoris yang hebat yang mampu menyihir audiens dengan penerapan teknik dan prinsip yang tepat, jadilah diri sendiri. Jangan pernah ingin menjadi orang lain. Sediakan waktu khusus untuk persiapan diri sebelum tampil. Menggunakan bahasa tubuh dengan optimal untuk menarik perhatian audien. Mampu berdiri tegak dengan kokoh di hadapan para pendengarnya.
Tarigan (1988: 15) yang mengatakan bahwa berbicara merupakan suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak. Berdasarkan batasan tersebut tersirat sebuah makna bahwa perihal berbicara harus disesuaikan dengan pendengar. Dengan kata lain, sebelum berpidato, pembicara harus memahami pendengar, dengan siapa berpidato, dan untuk kebutuhan apa ia berpidato agar gagasan yang disampaikan dapat diterima oleh penyimak karena hakikat berbicara adalah berkomunikasi (Kridalaksana, 2001: 30).
Ahmadi (1990: 18) mengemukakan pendapatnya mengenai hakikat keterampilan berbicara. Menurutnya, keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Semakin terampil seseorang dalam berbicara, maka semakin terampil dan mudahlah ia berpidato untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaannya kepada orang lain serta semakin jelas jalan pikirannya, karena sesungguhnya bahasa seseorang itu mencerminkan pikirannya.
2. Kompetensi
Dubois (1993) dan Lucia & Lepsinger (1999), Kompetensi adalah kemampuan menerapkan atau menggunakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, perilaku, dan karakteristik pribadi untuk melakukan tugas pekerjaan penting, fungsi tertentu, atau menjalankan peran atau posisi tertentu. Karakteristik pribadi bisa meliputi mental, intelektual, kognitif, sosial, emosional, sikap, dan fisik, psikomotor yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
Menurut Spencer and Spencer (1993), kompetensi terdiri dari 5 karakteristik yaitu:
a. Skills (keterampilan) Keterampilan adalah kemampuan merencanakan, ketelitian, kemampuan memimpin, kemampuan bekerjasama dalam kelompok disertai dengan kemampuan sesuai dengan kecerdasan intelektual, emosi dan sosial dalam merencanakan, memimpin dengan ketelitian, kemampuan bekerjasama dalam kelompok (Ache 2010; Spencer & Spencer 1993). Diantaranya adanya keterampilan teknis, yaitu pengetahuan tentang dan keahlian dalam jenis pekerjaan atau aktivitas tertentu. Hal ini mencakup kompetensi, kemampuan analisis, dan kemampuan untuk menggunakan peralatan teknis yang tepat. Keterampilan manusia, yaitu pengetahuan tentang dan kemampuan untuk bekerja sama orang. Dan keterampilan konseptual merupakan kemampuan untuk bekerja dengan ide dan konsep. Seorang public speaking dengan keterampilan konseptual merasa nyaman untuk berbicara dengan ide yang membentuk organisasi dan seluk beluk organisasi serta sebagai pusat untuk menciptakan visi dan rencana strategis untuk organisasi.
b. Motive (motivasi) Adalah sesuatu dimana seseorang secara konsisten berfikir sehingga ia melakukan tindakan. Sebagai seorang public speaking, maka motivasi sangat dibutuhkan untuk menekankan diri individu agar konsisten dengan pemikiran yang jernih serta hati yang lapang. Jika kita termotivasi untuk maju dan siap menerjang rintangan ketakutan maka kita tidak merasakan kesulitan jika melihat orang banyak. Anggap saja diri kita yang sedang dipertontonkan ini sedang berdialog agar tidak timbul kegroian dalam diri.
c. Traits adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Sebagai contoh seperti percaya diri, kontrol diri, ketabahan atau daya tahan. Dalam hal ini, public speaker harus mengerahkan kemampuan yang dimiliki, dengan menyatakan “inilah saya”.
d. Self Concept adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai diukur untuk mengetahui nilai yang dimiliki seseorang dan apa yang menarik bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Maka public speaker harus menerapkan sikap optimis, bawaannya tenang dan tidak tegang. Ketika public speaker menyampaikan informasi kepada audien, aura dalam diri akan terpancar dengan sendirinya.
e. Knowledge (pengetahuan) adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Tes pengetahuan mengukur kemampuan peserta untuk memilih jawaban yang paling benar tetapi tidak bisa melihat apakah sesorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Ini sangat diperlukan public speaker dalam public speaking, sebab jika kita tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berbicara di depan umum, maka sama saja kita memperlakukan diri kita sendiri
3. Percaya diri
Dimana dan kapanpun berada sikap percaya diri sangat penting sebagai kunci keberhasilan kita terhadap tujuan yang ingin kita raih. Selagi manusia memiliki indra penglihatan, pekerjaannya hanya akan selalu melihat, memperhatikan, dan menilai. Tentunya ucapan perkataan orang lain sangat menjadikan diri terjatuh ke dalam jurang yang dalam. Namun jika kita memiliki tekad dan ambisi, serta berani action atau bertindak. Maka diri akan hidup dengan semangat.
Percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan dan situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut di mana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Sebagai seorang public speaking seharusnya Anda memiliki percaya diri, mengingat banyak aktivitas yang harus Anda lakukan dan membutuhkan rasa percaya diri. Anda akan gagal melakukan aktivitas itu jika tidak memiliki rasa percaya diri. (Wenny Hulukati, 2016: 3)
C. Penutup
Adanya sebab kepentingan public speaking ialah sebagai ajang pelatihan keterampilan bakat yang dimiliki oleh tiap individu dalam meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum juga membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah atau mengatasinya dengan cepat.
Adapun kegunaan public speaking ini adalah melatih kita mengetahui bakat yang mampu mempengaruhi orang lain, menjadikan diri individu bersikap optimis dan percaya diri. Jika ketemu dan berbicara dengan orang lain tidak lagi canggung serta menjadikan diri mudah bergaul dan berinteraksi dengan yang lain. Semakin individu melatih dan membentuk keterampilan berbicaranya dengan fasih, lantang dan jelas. Maka sudah pasti peluang individu akan banyak. Usaha yang dilakukan dengan perjuangan akan memperoleh penghasilan di akhir nantinya. Jadi tetaplah menjadi diri yang konsisten, terus berlatih mengasah otak, hati dan tubuh serta lakukan dengan percaya diri tanpa berlebihan.
D. Daftar Kepustakaan
Arsjad, Maidar G dan Mukti US. 1988. Pembinaan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlanga.
Burhanudin, Aan Mohamad dan A. Syathori. 2019. Peningkatan Public Speaking Mahasiswa Jurusan Kpi: Upaya Mencetak Da’i Yang Rahmatallil ‘Alamin. Jurnal Dakwah dan Komunikasi. Volume 10, No. 1
Nugrahani, Dyah. Kustantinah, Indri. Festi Himatu, Larasati. Peningkatan Kemampuan Public Speaking Melalui Metode Pelatihan Anggota Forum Komunikasi Remaja Islam. FPBS IKIP PGRI Semarang
Tarigan, Henry Guntur. 1998. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung.
Hulukati, Wenny. 2016. Pengembangan Diri Siswa SMA. Gorontalo: Ideas Publishing